Saatnya Warga Mekar Mukti Bangkit, Setelah 40 Tahun Di Dzolimi Oleh Kebijakan Pemerintahan
Koran PERWIIRA, KBB,- Antusias
para pedagang pasar desa Mekar mukti sebanyak 275 orang hadir untuk
rapat Sosialisasi dan Transparansi Relokasi Pasar desa. Mekar Mukti yang
dilaksanakan dengan aman dan lancar hingga terbentuk susunan kepanitian
relokasi pembangunan pasar Desa Mekar Mukti.
Pemilihan ini, suatu bentuk kepeduliaan warga pasar
agar terciptanya suatu wadah yang bisa menampung aspirasi warga pasar,
dan memberikan contoh demokrasi yang baik dan benar agar kedepanya
masyarakat Desa Mekar Mukti bisa turut serta merasakan dan menikmati
aset pasar yang ada diwilayahnya dan bisa mengatur sendiri menejemen
pengelolaan pasar tersebut sebagai asli pemilik aset pasar tersebuat
atas nama putra daerah dan warga Dessa Mekar Mukti, karena selama ini
pengelolaan pasar Desa Mekar Mukti dikelola oleh pedagang luar warga
desa tersebut.
Pasar Desa Mekar Mukti merupakan salah satu pasar
terbesar dan strategis di Kabupaten Bandung Barat dan sudah sekitar 40
tahun usianya, dan kondisi pasar saat ini perlu direvitalisasi lagi
untuk kenyamanan usaha warga Mekar Mukti khususnya.
Ketua Panitia Relokasi Pembangunan Pasar Mekar Mukti,
Yudianto didampingi oleh Wakil Ketuanya : Endang, Sekretaris : Dandi
dan Bendahara : Sofa beserta bidang – bidang lainnya yang jumlahnya 9
orang kepengurusan, rencanananya dalam waktu dekat ini siap membangun
Pasar desa Mekar Mukti agar lebih nyaman dan representatif. Rencana
Program pembangunan Pasar Mekar Mukti pun disambut antusias para
pedagang dan masyarakat.
Saat ditemui di kantor Sekretariat Panitia Relokasi
Pembangunan Pasar Desa Mekar Mukti, Yudianto menjelaskan dengan gamblang
soal kondisi dan manajemen pengelola pasar dilakukan oleh warga di luar
Desa Mekar Mukti,”Sebagai putra daerah saya sangat prihatin melihat
keadaan seperti ini, selama ini saya diam dan hanya memperhatikan
pengelolaan pasar Desa Mekar Mukti dari jauh,” ucapnya.
Menurutnya, Jumlah keseluruhan pedagang saat ini yang
terdata sebanyak 316 orang dan 238 diantaranya pedagang dari luar Desa
Mekar Mukti, sementara pedagang asli putra daerah hanya 78 orang itupun
orang-orang yang dianggap serakah, karena selama 40 tahun berdagang
tidak mau mengajak warga mekar mukti lainnya.
“Warga asli Desa Mekar Mukti yang lainnya punya usaha
sebagai tukang ojeg, tukang parkir, petugas kebersihan sampah dan
sebagai penonton pengelolaan pasar desa Mekar Mukti yang dikelola orang
luar dan menikmati hasil serta manfaatnya selama 40 tahun,” tuturnya.
Selain itu, warga hanya bisa menikmati kemacetan, bau
busuk sampah, becek dan kotornya jalan disekitar pasar tersebut sungguh
begitu memprihatinkan, ujar Yudi.
Ditambah persoalan baru muncul ditengah masyarakat
disaat menjelang perhelatan Pilkada di Kabupaten Bandung Barat yang
lalu, nama Aa Umbara tiba – tiba saja muncul dan ramai diperbincangkan
tengah masrayakat Mekar Mukti.
Sebelum Aa Umbara resmi mencalonkan diri jadi Bupati
di KBB yang berpasangan dengan Hengky Kurniawan ratusan pedagang pasar
Mekar Mukti pernah audiensi ke kantor DPRD KBB dan diterima langsung
oleh Aa Umbara saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPRD, namun disaat
ini lain cerita yang membuat masyarakat desa Mekar Mukti menjadi resah
karena ketialka Aa Umbara blusukan mengkampanyeukan dirinya menjadi
Bupati.
Pasar ini tertunda pembangunannya karena telah
digiring keranah politik oleh Umbara yang beberapa kali mengadakan
pertemuan dan mendatangi rumah-rumah pedagang pasar yang secara otomatis
janji-janji politiknya dimanfaatkan sebagai jembatan peraupan untuk
mendulang suaranya di Pilkada dengan bertemu para pedagang yang sedang
kebingungan memikirkan harga kios yang mencapai Rp.40 juta hingga Rp.60
juta.
Aa Umbara telah mengiming-imingi pedagang Pasar
Cihampelas bila mana ia terpilih menjadi bupati, kios dan los dipasar
itu akan digratiskan, hal itu sontak menjadi polemik dimana ia beserta
pemerintah desa setempat ingin merevitalisasi pasar dengan menggunakan
pihak ketiga atau swasta.
“Aa.Umbara kan orang luar Desa Mekar Mukti, dia
penduduk Lembang, otomatis tidak tahu seluk – beluk serta kondisi pasar
desa Mekar Mukti yang sebenarnya, namun karena kepentingan politik
itulah tiba-tiba saja nama Aa.Umbara muncul sebagai Dewan Pembina
Kepengurusan Baru Perkumpulan Pedagang Pasar Mekar Mukti Kec.Cuhampela
Kab.Bandung Barat, ditambah dengan janji-janji politiknya kepada para
pedagang pasar yang akan menggratiskan kios/jongko.
Sedangkan bentuk perhatian Aa.Umbara kepada
masyarakat Mekar Mukti itu sama sekali tidak ada, bahkan menurut
Yudianto Ketua Panitia Relokasi Pasar menambahkan, “Aa Umbara yang belum
tau kronologis sebenarnya telah menjanjikan kios gratis hanya kepada
para pedagang pasar saja, otomatis Aa Umbara akan menyengsarakan
masyarakat Mekar Mukti selamanya dikarenakan para pedagang dipasar itu
orang luar daerah 80%,” tutur Yudi.
Sosok Yudianto yang dikenal sebagai pengusaha muda
sukses dan pemberani ini setelah masuk kedalam kepanitiaan Relokasi
Pembangunan Pasar Desa Mekar Mukti baru mengetahui status pasar desa
mekar mukti kondisinya dari dulu hingga hari ini seperti apa, sebagai
putra daerah asli mekar mukti pantas saja Yudianto menjadi sangat marah,
kesal dan kecewa karena sudah selama 40 tahun wrga masyarakatnya di
bohong.
Setelah mengadakan rapat kepanitiaan Relokasi Pasar
Mekar Mukti kami sebagai Panitia akan menunggu keputusan akhir dari
Muspika dengan diberikan toleransi waktu selama 2 minggu setelah Pilkada
dilaksanakan. Warga Masyarakat Mekar Mukti akan menuntut Keadilan
karena mereka juga punya hak untuk berdagang di aset pasar di daerahnya
sendiri.
Muspika Kecamatan Cihampelas sendiri, walaupun
mengetahui kondisi sebenarnya status pasar mekar mukti ini, namun
terkesan tidak memiliki rasa keadilan bagi warga Desa Mekar Mukti.
Ibaratnya seperti Tambang Emas Freeport orang lain diluar lokasi tambang
Freeport yang menikmati hasilnya, sedangkan penduduknya aslinya hanya
mampu sebagai kuli dan manjadi penonton saja,” Jelas Yudianto mengakhiri
pembicaraanya dengan nada marah.
Nara sumber lainnya membenarkan apa yang terjadi dan
dirasakan akan ketidakadilan bagi warga masyarakat Desa Mekar Mukti,
nama-nama seperti Haji Ubun (50), Danil (34) dan Asep Abidin (45) ketiga
orang ini merupakan putra daerah yang selama ini sama sekali belum
merasakan hasil dan manfaatnya keberadaan pasar tersebut.
“Kami semua yang hadir di kantor sekretariat Relokasi
Pembangunan Pasar ini sangat ingin sekali merasakan manfaatnya dan kami
ingin seperti orang lain para pedagang pasar yang 318 orang itu bukan
warga kami, bukan tetangga kami dan bukan pula saudara kami, tapi mereka
semua menikmati hasilnya di pasar kami ini, sungguh menyedihkan dengan
melihat begitu pesatnya perniagaan aktivitas di pasar kami itu orang
lain yang mendulang emasnya, kami hanya menikmati kemacetan dan bau
busuk sampahnya saja,” ucapnya.
Mereka berharap perjuangan Yudianto sebagai tokoh
masyarakat di Desa Mekar Mukti dapat memperjuangkan hak – hak kami
sebagai putra daerah di mekar mukti ini untuk memilikinya, merasakannya
dan menikmatinya sebagai pedagang di pasar kami aset desa yang kami
miliki selama 40 tahun ini merasa dibohongi dan dibodohi orang-orang
serakah yang dengan tenang menikmati semua ini di pasar milik kami,”ujar
Haji Ubun.
No comments:
Post a Comment