Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo.
\JAKARTA, KOMPAS.com - Pendaftaran pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta periode mendatang mulai dibuka besok, Selasa (13/3/2012) sampai Senin (19/3/2012). Namun, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) masih belum menentukan sikapnya.
Dua opsi kini tengah digodok partai banteng ini yakni mencalonkan Jokowi, walikota Solo, sebagai cagub DKI Jakarta bersama dengan partai koalisi atau merapat ke Partai Demokrat yang kemungkinan besar mengusung kembali Fauzi Bowo. Sekretaris Jenderal PDI-P, Tjahjo Kumolo, mengatakan peluang PDI P berkoalisi dengan Partai Demokrat sangat dimungkinkan kendati PDI-P adalah oposisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kini menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
"Dalam politik kan apa saja mungkin, namanya juga pilkada. Walaupun secara nasional kita di luar, tapi kalau dalam pilkada bisa saja kita berkoalisi," ucap Tjahjo, Senin (12/3/2012) sore, usai rapat pleno di kantor DPP PDI P, Lenteng Agung.
PDI-P kini terus melakukan rapat pleno dengan melibatkan semua unsur partai mulai dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sampai dengan Ketua Umum Megawati Soekarno Putri terjun langsung mengikuti setiap rapat untuk persiapan Pilkada DKI Jakarta ini. Kemungkinan berkoalisi dengan Demokrat ini pun tengah digodok serius.
Menurut Tjahjo, pemilukada DKI Jakarta akan selalu menjadi baromater dalam menentukan langkah PDI-P dalam kompetisi Pileg dan Pilpres 2014. Tetapi, Tjahjo memastikan koalisi PDI-Partai Demokrat dalam Pilkada tidak akan mengganggu strategi partai dalam menyongsong Pilpres sehingga opsi perkawinan PDI-P dan Demokrat masih tetap terbuka.
"Saya kira tidak sejauh itu. Kalau soal pilkada ya pilkada saja. Yang penting ini untuk kepentingan NKRI dan bangsa," kata Tjahjo.
No comments:
Post a Comment